Ayat Al-Qur’an yang paling dibenci oleh Pendeta Antonius Richmon Bawengan (contoh kasus) adalah surat An-Nisa 157 yang secara tegas membongkar kegagalan konspirasi penyaliban Nabi Isa AS. Ayat ini dianggap sebagai batu sandungan doktrin sentral kristiani yang yang meyakini Nabi Isa (Yesus) disalib untuk menebus dosa.
Doktrin penyaliban Yesus adalah salah satu inti iman Kristiani. Doktrin yang dimasukkan dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli (Credo Nicaeano-Constantinopolitanum) ini sedemikian penting maknanya dalam iman kristiani. Tanpa adanya penyaliban Yesus, maka rontoklah keyakinan Kristen tentang dosa waris, penebusan dosa, Trinitas, dan ketuhanan Yesus.
Perhatikan surat An-Nisa 157: “Dan karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka…”
Menurut ayat tersebut, orang-orang kafir tidak berhasil menangkap Nabi Isa, apalagi menyalib dan membunuhnya. Karena yang mereka tangkap lalu mereka salibkan ialah orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa. Ringkasnya, proses eksekusi penyaliban yang salah alamat tersebut sangat memungkinkan, perhatikan beberapa tulisan dalam bibel berikut :
1. Yesus bisa bermukjizat merubah wajah (Matius 17:2),
2. para serdadu yang melakukan penangkapan tidak ada yang mengenal wajah Yesus, sehingga mereka harus menyewa Yudas untuk menunjukkan siapa Yesus, dengan suap 30 keping uang perak (Matius 26:15).
Tampak jelas jika Richmon ingin memaksakan ayat Ilahi agar selaras dengan doktrin yang rumusan manusia biasa (bukan Nabi atau Rasul) dalam Konsili yang dirumuskan berabad-abad setelah Yesus sudah meninggalkan dunia.
Pendeta berdarah Manado ini benar-benar frustasi karena tidak bisa membantah keabsahan surat An-Nisa 157 yang sangat lugas, tegas dan mudah dipahami.
Padahal dengan mendukung kematian Yesus di tiang salib, berarti Para pendeta dimanapun anda berada, setuju dengan hujatan orang kafir bahwa Yesus adalah manusia terkutuk. Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” (Galatia 3:13).
Kasihan sekali Para Penginjil. Semangat penginjilan untuk memurtadkan umat Islam, ditempuh dengan cara mengutuk Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar! 1 komentar sangat berarti untuk kemajuan blog ini.