Selasa, 19 April 2011

SyaHaadah


SyaHaadah adalah pernyataan (ikrar), yaitu suatu peryataan seorang muslim mengenai keyakinannya. Pernyataan ini sangat kuat karena didukung oleh AllooH, Malaaaikah, dan orang-orang yang berilmu (para nabi dan orang yang beriman).  

            SyaHaadatayn adalah rukun Islam yang pertama. Pentingnya SyaHaadah ini karena berfungsi sebagai dasar bagi rukun Islam yang lain dan sebagai tiang untuk rukun Iman dan Diin. SyaHaadatayn ini menjadi ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam. Oleh sebab itu, sangat penting SyaHaadah dalam kehidupan setiap muslim. Sebab-sebab kenapa SyaHaadah penting bagi kehidupan muslim adalah:
·         Pintu masuknya Islam
·         Intisari ajaran Islam
·         Dasar-dasar perubahan menyeluruh
·         Hakikat dakwah para rasul
·         Keutamaan yang besar

Hasil dari ikrar ini adalah kewajiban kita untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang diikrarkan. Sumpah (qosam) yaitu pernyataan kesediaan menerima akibat dan resiko apapun dalam mengamalkan SyaHaadah. Muslim yang menyebut AsyHadu berarti siap dan bertanggung-jawab terhadap tegaknya Islam. Pelanggaran terhadap sumpah ini adalah kemunafikan dan tempat orang munafik adalah neraka Jahannam.

Perjanjian yang teguh (mitsaq) yaitu janji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah AllooH yang terkandung dalam KitaabullooH maupun Sunnah Rosuul.

Dengan mengucapkan SyaHaadatayn, seseorang berarti telah mempersaksikan diri sebagai hamba AllooH semata. Kalimat Laa ilaaHa illallooH dan Muhammadur rosuulullooH selalu membekas dalam jiwanya dan menggerakkan anggota tubuhnya agar tidak menyembah selainNya. Baginya hanya AllooH sebagai sesembahan yang harus ditaati, diikuti ajaranNya, dipatuhi perintahNya dan dijauhi laranganNya. Caranya bagaimana? Lihatlah pribadi RosuulullooH S.A.W., sebab dialah contoh hamba AllooH sejati. Dalam pembukaan surat Al-Isroo', AllooH telah mendeklarasikan bahwa RosuulullooH S.A.W. adalah hambaNya:

Maha Suci AllooH, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haroom ke Al-Masjidil Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS Al-Isroo’ 17:1)

“Segala puji bagi AllooH yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya. (QS Al-Kahfi 18:1)

Ini menunjukkan bahwa agar makna SyaHaadatayn (yang intinya adalah tawhid) benar-benar tercermin dalam jiwa dan perbuatan, tidak ada pilihan bagi seorang hamba kecuali mencontoh pribadi RosuulullooH S.A.W. dalam segala sisi kehidupannya, baik dari sisi akidah dan ibadah, maupun sisi-sisi lainnya seperti sikapnya terhadap istri dan pelayannya di rumah, pergaulannya bersama-sahabatnya, akhlaknya dalam melakukan transaksi bisnis dan kepemimpinannya sebagai kepala negara. Maka untuk menjaga kemurnian tawhid, seperti yang dicontohkan RosuulullooH S.A.W. seorang hamba hendaknya menghindar jauh-jauh dari hal-hal yang merusak kemurnian tawhid sebagai cerminan SyaHaadatayn tersebut, yang setidaknya ada tiga, yaitu:

1. Asy-Syirk = Menyekutukan AllooH.
2. Al-Ilhaad = Menyimpang dari kebenaran.
3. An-Nifaaq = Berwajah dua, menampakkan diri sebagai muslim, sementara hatinya kafir

Bentuk kalimat SyaHaadatayn:
“AsyHadu an laa ilaaHa illallooH, wa asyHadu anna muhammadan rosuulullooH.”

Artinya:
“Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan kecuali AllooH, dan aku bersaksi bahwa muhammad utusan AllooH.”

Ini penjelasan masih sangat singkat, jadi untuk lebih lanjut bisa dicari internet, buku, dll.

Sumber: Artikel dari Partai Keadilan Sejahtera

Senin, 11 April 2011

Hadits : Rukun Islam

Hadis riwayat Ibnu Umar R.A., ia berkata:
Nabi S.A.W. bersabda: "Islam dibangun di atas 5 perkara: Meng-Esa-kan AllooH, mendirikan Sholaah, membayar Zakaah, Showm Romadhoon dan menunaikan Hajj. (Shohih Muslim No.19)